Friday, May 10, 2013

SENI BELAJAR




BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar belakang masalah
Anak merupakan titipan dari Allah kepada orang tua. Tugas orang tua adalah memelihara dan mendidik mereka sebaik-baiknya. Memiliki anak yang pintar dan shaleh adalah idaman setiap orang tua. Dengan harapan mereka dapat membahagiakan dirinya diduni dan akhirat kelak. Dalam mewujudkan apa yang diidamkan ini tidaklah mudah dan sederhana, seringkali membutuhkan kesungguhan dan perjuangan yang panjang. Bahkan keinginan tersebut kadangkala kandas dan berakhir dengan kegagalan, yang berujung pada kedurhakaan dan kenistaan.
Kegagalan belajar dan pendidikan yang dihadapi oleh anak dipicu oleh factor yang berada diluar anak tersebut, terutama keluarga khususnya orang tua. Oleh karena itu keluarga dalam hal ini khususnya orang tua harus menyadari hal itu. Orang tua harus bersungguh-sungguh sejak dini untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan strategi yang tepat demi mencapai kesuksesan dalam belajar dan pendidikan anak. Hal ini merupakan langkah awal yang nyata dalam rangka menciptakan  masa depan anak yang gemilang dan  cemerlang.
Mendidik anak bukan layaknya pendidikan militer yang segalanya bisa diintruksikan(bersifat absolute), bukan pula seperti menyampaikan catatan epistemic ( yang bersifat pengetahuan) yang hanya cukup didiktekan, namun mendidik anak merupakan ilmu dan seni, hati sanubari, wawasan dan pengalaman, serta cinta kasih dan kelembutan.
Problema-problema yang terjadi dalam masyarakat khususnya dalam mendidik anak merupakan sesuatu yang banyak dibicarakan dan diamati oleh pakar-pakar pendidikan. Penulis pun mersakan hal yang sama, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkatkan judul buku “ seni Belajar, Strategi  Dalam  Menggapai Kesuksesan anak.
Buku ini merupakan kumpulan jawaban dari problematika yang terjadi dimasyarakat dalm mendidik anak. Pada umumnya problem problem yang dihadapi dan yang dikupas dalam buku ini berkaitan dengan peran orang tua dalam mendidik anak serta kaitannya dengan masalah belajar dan pendidikan.
2.      Batasan masalah
Dalam pembedahan buku ini, banyak sekali problematika yang terjadi dan dibahas didalamnya.buku seni belajar terdiri dari beberapa bab, namun penulis hanya membahas bab 1 yaitu seni beljar dan fakto yuang mempengaruhi kesuksesan anak dalam belajar. Dalam matakuliah DDK erar sekali dengan pembahasan lingkungan pendidikan khususnya peran orang tua dalam proses pendidikan anak, serta kesuksesannya.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Makna pendidikan
Pendidikan bukanlah sesuatu yang harus dilakukan dengan paksaan dan banyak peraturan. Pendidikan bukanlah layaknya militer yang segala Sesuatu diintruksikan atau bukan pula catatan epeistemik yang hjanya cukup didiktekan. Akan tetpai mendidika anak merupakan ilmu seni, adab, hati yang murni, sanubari yag penuh kasih, jiwa yang terang, perasaan yang lembut, perhatian yang sunguh-sungguh, sabar-menyabari,, bangun unut bergerak serta mencermati setiap banyolan ataupun rintihan yang keluar.
Pendidikan yang baik, terkadang dialkukan seorang bapak atu ibu secara alami. Bahan ada orang tua yang berpendidikan gagal dalam mendidik anak. Pendidikan membutuhkan pikiran yang matang dan pandangan yang luas. Membutuhkan hati yang lembut dan penuh kasih, juga membutuhkan ketegasan bila perlu dilakukan hal itu untuk memutuskan setiap keputusuan jika dibutuhkan.
B.     Strategi belajar
a.       Bagaimana mengajarkan anak usia 7 tahun mengenal matematika dengan metode permainan?.
otak anak kecil lebih banyak digunakan unutk menerima dan menampng konsep ilmu logika dan ilmu matematika. Oleh karena itu orang tua hendaknya mengambil waktu unutk mengenalkan konsep ini disela – sela permainan yang disukai oleh anak, atau kegiatan yang berkaitn dengan bilangan. Contoh sorang ibu membiarkan anaknya bermain kelereng. Dalam permainan itu terdapat pembelajaran matematika yaitu mengenai bilangna oleh Karena itu orang tua harus smempunyai konsep yang baik dalm mendidik dan meningkatkan daya tangkap anak.
Dalam pendidikan anak butuh keseriusan dan kasih sayang. Tanpa paksaan sehingga anak tidak terlalu jenuh. Dan tidak terbesit dibenaknya kalu dirinya kurang cerdas sehingga mengendurkan semangatnya.
b.      Cara menaggulangi anak malas belajar
Anak-anak pada dasarnya mempunyai nalurii ingin tahu . dia selalu mempertanyakan apa yang ada didepan mereka. Dan kenapa hal itu bisa terjadi. Orang tua pada intinya harus mengerti hal ini. Jangan memberi tekanan dan merasa bosan terhadap anak jika dia mengajukan sebuah pertanyaan karena itu merupakan hal yang lumrah terjadi. Anak menjadi malas belajar karena  dia merasa apa yang mereka lakukan tidak dihargai atau merasakan berat dalam penyelesaian masalah.
      Dalam rangka mendidik anak orang tua hendaknya mengerti dengan kondisi serta apa yangterjadi dengan diri sianak. Orang tua harus mampu membangkitkan dan menggali kempuan anak dalam rangka pengembangan potensi dirinya. Hal ini dilakukan tidak dengan paksaan namun dengan komitmen. Jika anak dididik dengan baik dia akan mampu bertanggung jawab atas persoalan yang dihadapinya.
      Keikutsertaan orang tua dalm mendidik anak memiliki dampak yang sangat penting terhadap keberhasilan anak disekolahnya. Kedua orang tua memilki peranan yang lebih berarti dari para guru ataupun sekolahnya 

C.     Faktor yang mendukung kesuksesan
Berbagai problematika yang dipaparkan dalam buku strategi belajar, namun pada intinya semuanya bertitik tolak dari orang tua apaun kasus yang ada serta pemecahannya kembali kepada orang tua. Kunci utama dalam kesuksesan belajar (pendidikan) adalah dari penanganan yang dilakukan oleh orangtua. Bukan sesuatu yang mustahil anak mengalami kesuksesan dalam belajar, bila orang tua memahami bahwa kesuksean belajar adalah peluang atau kesempatan yang dapat diraih oleh siapa saja yang dengan sungguh mengusahakannya, tanpa melihat bagaimana standar sekolah atau guru-guru dalm mengajarnya.
Kesuksesan tidak memandang status orang tua,  tidak juga memandang dari sekolah, sekolah negeri atau bukan, akan tetapi kesuksesan dapat diraih melelui pendekatan yang positif, konsistensi diri, pengaturan waktu dan kemampuan melewati masa yang panjang. Cara yang baik untuk mendukung kesuksesan adalah dengan meningkatkan kerajinan, kerja keras,sungguh-sungguh, pengaturan waktu sebaik-baiknya, menyusun skala prioritas, sanggup menghadapi keadaan-keadaan sulit dan berat, dan lebih penting lagi yaitu membangun kepercayaan diri.        
Peran aktif dan pengawasan positif dilakukan kedua orang tua terhadap anak sangat berpengarh besar terhadap perkembangannya. Disamping kualitas para guru dan sekolahnya. Orang tua seharusnya memberikan waktu yang cukup setiap harinya utnuk membantu dan memperhatikan perkembangan anak.

D.    Faktor yang menghambat kesuksesan anak :
1.      Tidak adanya peran katif dan pengawasan positif kedua orang tua
2.      Orang tua selalu memaksakan kehendak agar anak mau melakukan seperti apa yang diinterupsikan
3.      Memarahi anak secara berlebihan
4.      Membuat anak merasa terbebani terhadap apa yang dijalaninya, demi mencapai kesuksesan tanpa menghiraukan perasaan sianak
5.      Menghukum anak dengan hukuman yang tidak mendidik, bila memeprolah nilai rendah

Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka hal-hal yang harus dilakukan oleh orang tua dalam mendukung kesuksesan anak :
1.      Berkomunikasi aktif terhadap anak-anak mereka
2.      Member motivasi yang kuat agar senantiasa menunaikan tugas belajar
Misalnya dengan membangun optimism dan melakukan langka-langkah nyata secara kontinyu(berkelanjutan) tanpa menghiraukan kegagalan yang terjadi,memberikan dukungan dalam bentuk mencurahkan perhatian dan kesriusan penuh terhada kesungguhan yang dilakukan anak, tidak menyalahkan kegagalan kecil yang terjadi
3.      Menegakkan peraturan dan jadwal yang tegas dirumah
4.      Mengontrol sang anak dalam memanfaatkan waktu dan mengarahkannya
5.      Menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif
6.      Orang tua hendaknya menunjukan keseriusannya kepada anak agar dia mau bersungguh-sungguh, tidak hanya kata-kata namun perbuatan yang nya

Dalam menunjang prestasi anak orang tua tidak boleh terlalu ambisi terhadap nilai-nilai dan target yang musti dicapai oleh anak kelak. Akan tetapi hal penting yang harus dilakukan adalah nilai manfaat dari sebuah pelajaran itu sendiri.
Jadi kesimpulannya bahwa rahasia kesuksesan seorang anak dalam belajar tidak hanya ditentuka oleh factor pribadi, sekolah, kualitas guru, lingkungan social, namun yang paling penting adalah lingkungan keluarganya termasuk partisipasi orang tua secara terprogram dan terencana didiringi dengan kesabaran dan ketabahan dalam memberikan keteladanan prilaku sehari-hari.


Analisis saya terhadap buku
a.       Kelebihan buku
Buku ini sangat bagus sekali dikonsumsi oleh para pendidik khususnya orang tua.pengarang memaparkan dulu pada pembahasan tentang makan pendidikan sebenaranya, ini sangat bhagus sekali bagi orang yang membaca. Karena sebelum penagarang beranjak kepada pokok pembahasan pengarang terlebih dahulu menjelaskan pendiidkan itu seperti apa. Kemudian baru emnjurus pada pokok pembahasan yaitu seni belajar, serta factor yang mempengaruhi kesiuksesan anak dalam belajar. Mngemukakan kasus-kasus serta problematika yang ada, kemudian menanggapai halaitu. Permasalahan yang dipaparkan sangat cocok sekali dengan kejadian dan realita yang ada saat ini. Penulis berasumsi bahwa memang benar apa yang diangkatkan dalam buku ini bahwa orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam menggapai dan menunjang kesuksesan anak. Mau jadi apa atau bagaimana anak dimasa akan datang maka orang tualah yang sangat berperan penting dalam hal itu. Hal ini sangat koheren dan relevan sekali dengan ayat alquran yang artinya “ setiap anak dilahirkan dalm keadaan fitrah maka orang tuanyalah yang menyebabkan dia nasrani atau majusi”. Berangkat ayat diatas semua sangat cocok dengan apa yang dijelaskan dalm buku ini. Contoh anak menjadi pemalas dan tidak mau menurut pada orang tuanya, hal ini disebabkan oleh kurangnya control dan respon dari orang tua. Orang tua sibuk dengan pekerjaannya tanpa mempedulikan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak. Anak tidak saja membutuhkan materi namun hal yang paling penting adalah kasoh sayang dan pengertian.
Buku ini mengajak kita untuk berada dalm situasi yangh sangat pelik dan bagaimana pemecahan masalahnya. Ternyata apa yang dipaparkan memang begitulah realita dan fakta yang terjadi dikalangan masyarakat
Penulis sangat tertarik dan antusias dan isi buku, susunan yang rapih dan apa yang disampaikan sesuai dengan tujuan. Kita dituntut untuk memahami dan mengerti dengan realita yang ada khususnya bagi para pendidik. Problematika yang dihadapi setiap anak berbeda-beda, namun factor dominan dari semua itu adalah keluarga terutama orang tua.
Dalam islam , orang tua memilki tanggung jawab yang besar terhadap anak-anak. Salah satu tanggung jawab orang tua adalah memberikan pendidikan. Dalam mendidik  anak , tentu nya mempunyai strategi  dan cara-cara yang bagus untuk tercapainya hasil yang diharapkan nantinya.
Berdasarkan yang disampaikan dalam buku mengenai factor yang menghambat kesuksesan anak, yaitu kasih sayang serta pengertian dari orang tua. Ini erat kaitannya dengan apa yang disampaikan oleh bapak dzkiyah  drajat dalam bukunya yang mengatakan bahwa penyebab dari kegagalan anak adalah perceraian orang tua. Kasus ini terjadi karena anak tidak lahir dapat kasih sayang dan perhatian dariorang tuanya[1].
Sebab lain adalah karena orang tua terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, Sudarsono dalam bukunya yang berjudul kenakaln remaja yang menyebutkan bahwa orang tua ynag sibuk denagn urusan mereka berpengaruh terhadap kelancaraan kegiatan belajar anak berupa ketidak seriusan dalam belajar[2].
b.      Kekurangan
Didalam buku ini, pengarang terlalu menyudutkan orang tua dalam kegagalan seorang anak, namun msih banyak lai factor- factor penyebab dari kegagalan anak mencapai pendidikannya. Jadi menurut saya buku ini masih perlu pembenahan dan peninjauan lebih lanjut tentang factor kegagalan siswa dalam mencapai kesuksesan.


[1] Zakiah Drjat, Peranan Guru Dalam kesehatan Mental ( Jkarta: Haji Msagung, 1994), h.35
[2] Sudarsono, Kenakalan Remaja, ( Jkarta) Hal 125















No comments:

Post a Comment