Monday, March 4, 2019

METODE PEMBELAJARAN



A.      Metode Pembelajaran
1.    Pengertian Metode Pembelajaran
Secara bahasa metode dalam bahasa Arab, dikenal dengan istilah Thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Sedangkan secara istilah metode didefinisikan oleh beberapa para ahli:
a.    Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan
b.    Abd. Al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pembelajaran
c.    Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran.[1]
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, pengertian metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting.[2]
Metode pembelajaran adalah Cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual maupun kelompok.[3]
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan metode pembelajaran adalah seperangkat cara, jalan, dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran  agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabi mata pelajaran.
Sebelum seorang guru menggunakan suatu metode dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus mengetahui dahulu beberapa faktor yang harus dijadikan dasar pertimbangan dalam pemilihan sebuah metode pembelajaran, yaitu:
a.    Berpedoman Pada Tujuan
Tujuan adalah keinginan yang hendak dicapai dalam setiap kegiatan interaksi edukatif. Tujuan dapat memberikan pedoman yang jelas bagi guru dalam mempersiapkan segala sesuatunya dalam mempersiapkan segala sesuatunya dalam rangka pengajaran, termasuk pemilihan metode mengajar.
b.    Perbedaan Individual Anak Didik
Perbedaan individual anak didik perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Aspek-aspek perbedaan anak didik yang perlu dipegang adalah aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Jika ketiga aspek tersebut tidak dipertimbangkan secara keseluruhan, maka penggunaan metode tersebut tidak akan tercapai tujuan dari sebuah pembelajaran.
c.    Kemampuan Guru
Kemampuan guru yang berpengalaman tentu lebih berkualitas dibandingkan sengan kemampuan guru yang kurang berpengalaman dalam pendidikan dan pengajaran. Dari latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar akan mempengaruhi bagaimana cara pemilihan metode mengajar yang baik dan benar. Jadi, kemampuan guru patut dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Para ahli pendidikan sepakat, bahwa seorang guru yang ditugaskan mengajar disekolah haruslah guru yang professional yaitu guru yang antara lain ditandai oleh penguasaan yang prima terhadap metode pembelajaran.[4]
d.   Sifat Bahan Pelajaran
Setiap mata pelajaran mempunyai sifat-sifat masing-masing. Paling tidak sifat mata pelajaran ini adalah mudah, sedang, dan sukar. Untuk metode tertentu barangkali cocok untuk mata pelajaran tertentu, tetapi belum tentu pas untuk mata pelajaran lain. Metode erat kaitannya dengan bahan pelajaran, penyampaian materi efektif tidaknya dapat ditentukan oleh metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran[5]
e.    Situasi Kelas
Situasi kelas adalah sisi lain yang patut diperhatikan dan dipertimbangkan guru ketika akan melakukan pemilihan terhadap metode mengajar. Guru yang berpengalaman tahu benar bahwa kelas dari hari ke hari dan dari waktu ke waktu selalu berubah sesuai psikologis anak didik. Ketika guru berusaha membagi anak didik ke dalam beberapa kelompok. Guru akan menciptakan situasi kelas kepada situasi yang lain. Disini tergambar metode mengajar mana yang harus dipilih sesuai dengan situasi kelas dan tujuan yang hendak dicapai.
f.     Kelebihan dan Kelemahan Metode
Pemilihan metode yang baik adalah mencari titik kelemahan suatu metode untuk kemudian dicarikan metode yang dapat menutupi kelemahan metode tersebut. Penggabungan metode pun tidak luput dari pertimbangan berdasarkan kelebihan dan kelemahan metode yang digunakan.[6]
g.    Kelengkapan Fasilitas
Penggunaan metode perlu dukungan fasilitas. Fasilitas yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik metode mengajar yang akan dipergunakan. Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan.[7]
Sedangkan menurut Ahmad Sabri dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.       Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motifasi, minat atau gairah belajar siswa
b.      Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut seperti melakukan inovasi dan ekspotasi
c.       Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya
d.      Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa
e.       Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi
f.       Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.[8]
Jika seorang guru sudah berdasarkan syarat-syarat dan faktor yang menjadi dasar pertimbangan sebelum memilih dan menggunakan sebuah metode, dengan demikian guru dapat menciptakan belajar yang kreatif dan menarik dalam pembelajaran dengan pelaksanaan metode pembelajaran. Jika metode pembelajaran tersebut efektif dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, dengan tujuan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2.      Macam-macam, Langkah-langkah, Kelebihan, dan Kekurangan Metode Pembelajaran
Banyak sekali metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penggunaan metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik siswa, materi, situasi dan kondisi, perbedaan pribadi dan kemampuan guru, dan sarana dan prasarana. Proses belajar mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar secara begantian (bervariasi), karena masing-masing metode ada kelebihan dan kekurangannya.
Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menarik. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat bergantung kepada tujuan, isi, proses belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan didalam kelas atau diluar kelas.
Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seorang guru harus mengetahui dari berbagai metode maka seorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode maka seorang guru harus mengetahui berbagai metode maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi  dan kondisi. Penggunaan metode pembelajaran sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.
Ada beberapa faktor penyebab banyaknya metode mengajar, menurut Muhammad Zein dalam bukunya Metodologi Pengajaran Agama yaitu:
1.    Tujuan yang berbeda dari masing-masing mata pelajaran sesuai dengan jenis, sifat maupun isi mata pelajaran masing-masing
2.    Perbedaan latar belakang individual anak, baik latar belakang kehidupan, tingkat usianya maupun tingkat kemampuan berpikirnya
3.    Perbedaan situasi dan kondisi dimana pendidikan berlangsung yaitu jenis sekolah, letak geografis, dan social cultural
4.    Perbedaan pribadi dan kemampuan daripada pendidik masing-masing
5.    Karena adanya sarana/prasarana yang berbeda baik dari segi kualitas maupun dalam segi kuantitasnya[9]
Untuk mengetahui macam-macam metode pembelajaran itu sendiri, banyak sekali jumlahnya sebagai hasil penelitian dari para ahli pendidikan dan psikologi dan juga hasil penumpukan dari dahulu kala sampai zaman mutakhir. Muhammad Zein membagi metode pembelajaran kepada:
1.      Metode ceramah
2.      Metode tanya jawab
3.      Metode demontrasi dan eksperimen
4.      Metode diskusi
5.      Metode pemberian tugas
6.      Metode karya wisata
7.      Metode sosiodrama
8.      Metode kelompok
9.      Metode proyek
10.  Metode problem solving[10]
Menurut Basyiruddin Usman dalam bukunya Metodologi Pengajaran Agama Islam, membagi metode pembelajaran kepada 10 metode yaitu:
a.       Metode ceramah
b.      Metode tanya jawab
c.       Metode diskusi
d.      Metode demonstrasi dan eksperimen
e.       Metode resitasi
f.       Metode kerja kelompok
g.      Metode sosio-drama dan bermain peran
h.      Metode karya wisata
i.        Metode drill
j.        Metode sistem regu.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar mengatakan pembagian dari metode pembelajaran adalah:
1.        Metode proyek
2.        Metode eksperimen
3.        Metode tugas dan resitasi
4.        Metode diskusi
5.        Metode sosiodrama
6.        Metode demontrasi
7.        Metode Problem solving
8.        Metode karya wisata
9.        Metode tanya jawab
10.    Metode latihan
11.    Metode ceramah[11]
Sedangkan menurut Armai Arief dalam bukunya Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, ia membagi metode pembelajaran kepada beberapa bagian, yaitu:
a.         Metode ganjaran
b.        Metode hukuman
c.         Metode keteladanan
d.        Metode ceramah
e.         Metode tanya jawab
f.         Metode diskusi
g.        Metode kisah
h.        Metode pemberian tugas
i.          Metode karya wisata
j.          Metode eksperimen
k.        Metode drill
l.          Metode sosio drama
m.      Metode simulasi
n.        Metode kerja lapangan
o.        Metode demontrasi
p.        Metode kerja kelompok
Dari banyaknya pendapat ahli pendidikan mengenai macam-macam metode pembelajaran. Jadi dalam proses pembelalajaran itu sendiri untuk tercapai tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran maka guru harus mempertimbangkan faktor yang menjadi dasar pertimbangan dalam memilih metode mengajar dan selaras dengan hal itu guru dalam proses belajar mengajar diharapkan untuk menggunakan metode yang bervariasi agar siswa dalam proses belajar mengajar lebih terpusat perhatiannya.
1.         Metode Ceramah
a)    Pengertian
Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung kepada siswa.[12]
Jadi yang dimaksud dengan metode ceramah adalah suatu cara yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau tentang uraian suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. Mengenai metode ceramah ayat al-Qur’an yang menjelaskannya, yaitu dalam surat Yusuf ayat 2-3:
!$¯RÎ)çm»oYø9tRr&$ºRºuäöè%$wŠÎ/ttãöNä3¯=yè©9šcqè=É)÷ès?ÇËÈß`øtwUÈà)tRy7øn=tãz`|¡ômr&ÄÈ|Ás)ø9$#!$yJÎ/!$uZøym÷rr&y7øs9Î)#x»ydtb#uäöà)ø9$#bÎ)ur|MYà2`ÏB¾Ï&Î#ö7s%z`ÏJs9šúüÎ=Ïÿ»tóø9$#ÇÌÈ(سورة يوسف :3-2)
Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui.(Q.S surat Yusuf ayat 2-3)

Dalam ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menurunkan al-Qur’an dengan memakai bahasa Arab dan disampaikan kepada Muhammad dengan jalan cerita dan ceramah. Metode ceramah merupakan yang paling mudah digunakan dalam proses pembelajaran, pada zaman Rasulullah pun sudah diterapkan metode ceramah dalam menyampaikan dakwahnya.
b)   Langkah-langkah Metode Ceramah
1.   Langkah persiapan yaitu menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pelajaran dan pokok-pokok masalah yang akan dibahas.
2.   Langkah penyajian yaitu guru menyajikan bahan yang berkenaan dengan pokok-pokok masalah
3.   Langkah generalisasi yaitu dalam hal ini unsur yang sama dan berlainan dihimpun untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan mengenai pokok-pokok masalah
4.   Langkah aplikasi penggunaan yaitu kesimpulan atau konklusi yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna kesimpulan itu. 
Jika langkah-langkah di atas sudah diterapkan, maka seorang guru dapat menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran apabila:
a.       Bahan pelajaran yang akan disampaikan terlalu banyak
b.      Ingin mengajarkan topik baru
c.       Tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa
d.      Tidak ada metode lain yang akan dipergunakan
e.       Menghadapi jumlah siswa yang banyak[13]
c)    Kelebihan dan Kekurangan Ceramah
Kelebihan yang diperoleh menggunakan metode ceramah adalah:
1.    Suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktifitas yang sama
2.    Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama
3.    Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat
4.    Melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat
Bukan hanya keuntungan saja yang didapatkan jika menggunakan metode ceramah, tapi ada juga kekurangan dari metode ceramah yaitu:
1.    Interaksi cenderung bersifat center (berpusat pada guru)
2.    Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah menguasai bahan ceramah
3.    Siswa kurang menangkap apa yang dimaksudkan oleh guru. Jika ceramah berisi istilah-istilah yang kurang atau tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah kepada verbalisme
4.    Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah
5.    Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapan dan kesempata mengeluarkan pendapat
6.    Guru lebih aktif sedangkan murid pasif.[14]
7.    Pada penerapan metode ceramah ada unsur keterpaksaan, karena guru berbicara (aktif) sedang murid hanya mendengar, melihat dan mengutip apa yang dibicarakan guru
8.    Untuk sekolah dasar metode ceramah 100% tidak efektif digunakan karena segala sesuatu akan ditelannya tanpa kritik bahkan muridnya sama sekali tidak mengerti apa yang diceramahkan gurunya.[15]
Didalam menerapkan sebuah metode harus diperhatikan kelebihan dan kekurangan dari sebuah metode, maka dengan diperhatikan kelebihan dan kekurangan metode yang kita terapkan, maka kita akan mengetahui kapan atau wajar metode tersebut digunakan.
2.      Metode Diskusi
a.    Pengertian
Metode diskusi adalah suatu metode didalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku siswa. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang siswa berfikir dan mengeluarkan pendapat sendiri.[16] Ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan metode diskusi adalah dalam surat Asy Syuura ayat 38:
tûïÏ%©!$#ur(#qç/$yftGó$#öNÍkÍh5tÏ9(#qãB$s%r&urno4qn=¢Á9$#öNèdãøBr&ur3uqä©öNæhuZ÷t/$£JÏBuröNßg»uZø%yutbqà)ÏÿZãƒÇÌÑÈ)سورة الشورى: 38 (
Artinya:“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”. (Q.S surat Asy Syuura ayat 38)

Dari ayat di atas dijelaskan, bahwa dalam memutuskan suatu perkara harus melalui musyawarah, begitu pula dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan metode diskusi ini siswa lebih aktif dan berfikir serta mampu mengeluarkan pendapat mereka sendiri.
b.    Langkah-langkah Metode Diskusi
1.    Langkah Persiapan
a)        Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun khusus.
b)        Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
c)        Menetapkan masalah yang akan dibahas.
d)       Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi.
2.    Langkah Pelaksanaan
a)        Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi
b)        Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi.Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan
c)        Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya
d)       Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.
3.    Langkah Penutup
a)        Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi
b)        Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.[17]
Setelah mengetahui langkah-langkah dari metode diskusi di atas maka dalam menerapkan sebuah metode pembelajaran seorang guru dituntut untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang perlu diterapkan, jadi metode diskusi dapat diterapkan apabila:
1)        Soal-soal yang pemecahannya sebaiknya diserahkan kepada siswa
2)        Untuk mencari keputusan suatu masalah
3)        Untuk menimbulkan kesanggupan pada peserta didik dalam merumuskan pikirannya secara teratur sehingga dapat diterima orang lain
4)        Untuk membiasakan siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
c.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
Diantara kelebihan dari penggunaan metode diskusi adalah:
1)   Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-perkasa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah
2)   Dapat mengembangkan sikap menghargai orang lain
3)   Memperluas wawasan
4)   Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mupakat dalam memecahkan suatu masalah[18]
5)   Suasana kelas menjadi bergairah, dimana siswa mencurahkan  perhatian dan pemikiran terhadap masalah yang sedang didiskusikan
Sedangkan kekurangan dari metode diskusi jika digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu:
1)   Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
2)   Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
3)   Peserta mendapat informasi yang terbatas
4)   Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
Sebagaimana yang sudah diketahui, bahwa dalam menggunakan sebuah metode harus mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode yang akan digunakan, karena itu merupakan suatu keharusan. Manfaat yang dapat dilihat dari kekurangan dan kelebihan sebuah metode adalah kita tahu kapan sebuah metode bisa diterapkan dalam pembelajaran.
3.      Metode Tanya Jawab
a.       Pengertian
Metode tanya jawab yaitu cara meyampaikan materi pelajaran dengan jalan guru mengajukan suatu pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk dijawab, bisa pula diatur pertanyaan-pertanyaan diajukan siswa lalu dijawab oleh siswa lainnya.[19] Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang metode tanya jawab yaitu dalam surat an-Nahl ayat 43:
!$tBur$uZù=yör&ÆÏBy7Î=ö6s%žwÎ)Zw%y`ÍûÓÇrqœRöNÍköŽs9Î)4(#þqè=t«ó¡sùŸ@÷dr&̍ø.Ïe%!$#bÎ)óOçGYä.ŸwtbqçHs>÷ès?ÇÍÌÈ(سورة النحال:43)
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”. (Q.S surat an-Nahl ayat 43)

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa disuruh bertanya kepada seorang laki-laki yang diberi wahyu oleh Allah yaitu Nabi Muhammad, oleh karena itu jika kita tidak mengerti, memahami dan mengetahui sesuatu maka tanyakanlah kepada orang yang mengetahuinya supaya mendapat jawabannya.
Dalam praktiknya, metode Tanya jawab ini dimulai dengan mempersiapkan pertanyaan yang diangkat dari bahan pelajaran yang akan diajarkan, mengajukan pertanyaan, menilai proses Tanya jawab yang berlangsung, dan diakhiri dengan tindak lanjut.
Berbagai pertanyaan yang dituangkan dalam bahan tanya jawab tersebut dapat dirumuskan dengan fokus pada ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan aspek-aspek lainnya yang terdapat dalam ranah kognitif.
b.         Langkah-langkah Metode Tanya Jawab
1)        Rumuskan tujuan khusus yang ingin dicapai dengan jelas
2)        Cari alasan mengapa mempergunakan metode tanya jawab
3)        Susun dan rumuskan pertanyaan-pertanyaan dengan jelas, singkat, dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
4)        Tetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang dari pokok bahasan.
5)        Membuat ringkasan hasil tanya jawab, sehingga diperoleh pengetahuan secara sistematis.[20]
Langkah-langkah dalam penerapan sebuah metode jika tidak dipahami dengan benar dalam penerapannya, maka dengan demikian tujuan dari pembelajaran akan tercapai jika dalam penerapan metode pembelajaran berdasarkan langkah-langkahnya.
c.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab
1.    Kelebihan Metode Tanya Jawab yaitu:
a)    Menarik perhatian dan daya pikir siswa
b)   Situasi kelas menjadi hidup atau dinamis
c)    Melatih siswa agar berani mengemukakan pendapat secara argumentatif dan bertanggung jawab
d)   Mengetahui perbedaan pendapat antar siswa dan guru yang dapat membawa ke arah diskusi yang positif
e)    Membangkitkan semangat belajar dan daya saing yang sehat diantara siswa
f)    Dapat mengukur batas kemampuan dan penguasaan siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan
2.      Kekurangan Metode Tanya Jawab Yaitu:
a)    Bila terjadi perbedaan pendapat, akan banyak menyita waktu untuk meyelesaikannya.
b)   Tanya jawab dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan atau materi pelajaran, hal ini bisa terjadi jika guru tidak dapat mengendalikan jawaban atas segala pertanyaan siswanya.
c)    Tidak cepat merangkum bahan pelajaran
d)   Tanya jawab akan dapat membosankan jika yang ditanyakan tidak ada variasi.[21]
4.      Metode Demontrasi
a.       Pengertian
Metode demonstrasi adalah ”metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mepertunjukan kepada siswa tentang suatu porses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan, Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak lepas dari penjelasan secara lisan oleh guru”.[22]
Metode demontrasi banyak digunakan dalam rangka mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses pengaturan dan pembuatan sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan juga untuk mengetahui dan melihat kebenaran sesuatu.
Tujuan pokok dari penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar menurut Muhibbin Syah adalah:
Untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan (meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu, sedangkan ditinjau dari sudut penggunaannya dapat dikatakan bahwa metode demontrasi bukan metode yang dapat diimplementasikan secara independen, karena ia merupakan alat bantu memperjelas apa-apa yang diuraikan secara tekstual.[23]

Jadi dari penjelasan mengenai pengertian metode demontrasi maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode demontrasi adalah salah satu metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan mendemonstrasikannya terlebih dahulu kepada siswa. Juga sesuai dengan sabda yang dikeluarkan Nabi SAW:
عن ملك بن حوريث قال : قال رسول الله صلى للهعليه وسلم  صلو كما رايتموني اصال (رواه البجارى والمسلم )

Artinya: “Dari Malik bin Harits berkata: Rasulullah SAW bersabda “Shalatlah kamu seperti aku shalat. (H.R Bukhari dan Muslim)[24]

Hadist di atas menjelaskan bahwa Nabi hanya menyuruh umatnya shalat sebagaimana tata cara ia mengerjakan shalat, dan itu merupakan salah satu contoh yang didemontrasikan oleh Nabi Muhammad SAW.
b.    Langkah-langkah Metode Demontrasi
1)   Perencanaan
Hal yang harus dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah:
a.    Rumuskan dengan jelas kecakapan dan keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah demontrasidilaksanakan[25]
b.    Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir, meliputi:
1.   Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demontrasi itu bisa diperoleh dengan mudah dan apakah alat-alat itu sudah dicoba terlebih dahulu agar sewaktu melakukan demontrasi tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
2.   Apakah jumlah siswa memungkinkan untuk mengadakan demontrasi dengan baik.[26]
c.    Mempertimbangkan apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
d.   Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demontrasi yang akan dilaksanakan, dan sebaiknya sebelum melakukan demontrasi hendaknya guru melakukan percobaan terlebih dahulu agar sesuatu yang tidak inginkan tidak akan terjadi disaat demonstrasi berlangsung.
e.    Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa menanyakan beberapa hal dan komentar selama dan sesudah demontrasi.
f.     Mengatur tata ruang yang memungkinkan seluruh siswa dapat memperhatikan pelaksanaan demonstrasi.[27]
g.    Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya intropeksi diri apakah:
1.   Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh siswa
2.   Semua media yang dipergunakan telah ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap siswa dapat melihatnya dengan jelas.
3.   Siswa disarankan untuk membuat catatan yang dianggap perlu
h.    Dapat mengulang kembali proses demontrasi jika siswa tidak mengerti atau belum paham tentang materi yang diajarkan.[28]
i.      Menerapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik.
Dalam langkah perencanaan ini merupakan suatu keharusan yang harus diperhatikan oleh guru, jika dalam suatu kegiatan tidak ada perencanaannya maka suatu kegiatan itu tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Langkah perencanaan ini merupakan langkah awal dari melakukan sesuatu, jika tidak maka kegiatan tersebut tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan yang akan capai dari kegiatan tersebut.
2)   Pelaksanaan
Hal yang mesti dilakukan adalah:
a.    Memeriksa hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
b.    Memulai demontrasi dengan menarik perhatian siswa
c.    Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemontrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran
d.   Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demontrasi dengan baik
e.    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarkannya dalam bentuk mengajukan pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain, dan mencoba melakukannya sendiri dengan bantuan guru.
f.     Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya menciptakan suasana harmonis.[29]
g.    Usahakan dalam melakukan demontrasi tersebut sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, dan jangan berlebih-lebihan.[30]
3)        Evaluasi
Tindak lanjut setelah diadakan demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan itu dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan baik di sekolah atau di rumah. Evaluasi ini dilakukan terhadap demonstrasi bertujuan untuk apakah demostrasi ini berjalan dengan efektif atau tidak. Sebagaimana yang diketahui fungsi dari pelaksanaan evaluasi itu sendiri adalah:
1)        Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas cara belajar dan mengajar yang telah dilakukan benar-benar tepat atau tidak, baik yang berkenaan dengan sikap pendidik maupun anak didik.
2)        Untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa guna menetapkan keputusan apakah bahan pelajaran perlu diulang atau tetap dilanjutkan
3)        Untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh siswa dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan
4)        Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang diperoleh sebelumnya dengan pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna meningkatkan pendidikan.
Sebelum metode demontrasi digunakan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mengetahui aspek terpenting dari metode demontrasi itu sendiri, yang meliputi aspek penting metode demontrasi adalah:
a.    Demontrasi akan menjadi metode yang tidak wajar jika alat yang didemontrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa
b.    Demontrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadikan aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga
c.    Tidak semua dapat didemontrasikan didalam kelas
d.   Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
e.    Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan didemontrasikan.[31]
c.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Demontrasi
Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar-mengajar  memiliki arti penting. Banyak keuntungan yang dapat diraih dengan menggunakan metode ini, walaupun banyak keuntungan tapi masih ada kekurangan yang dimiliki metode ini. Keuntungan yang dapat diraih antara lain:
1)   Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkret, sehingga menghindarkan pengajaran yang bersifat Verbalisme, di mana siswa tidak bisa memahami dan mengerti apa yang diucapkan (pandai mengucapkan tapi tidak mengerti maksudnya). Seperti bisa membaca al-Qur’an tapi tidak bisa menuliskannya dengan benar.
2)   Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri
3)   Dengan demonnstrasi perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan.
4)   Dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan, karena siswa tidak mendengar, tetapi juga melihat bahkan mempraktekkannya secara langsung.
5)   Adanya kreativitas peserta didik yang semakin meningkat, memperbanyak pengalaman di samping pengetahuan, pelajarannya bertahan lama karena selalu diminati.[32]
6)   Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena mereka mengamati secara langsung jalannya proses demontrasi yang diadakan.
7)   Dapat membimbing peserta didik ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
Adapun kekurangan metode demonstrasi antara lain:
1)   Dalam pelaksanaannya metode demontrasi memerlukan waktu dan persiapan yang matang, sehingga dapat menyita waktu yang cukup banyak.
2)   Metode ini memerlukan keterampilan guru yang secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demontrasi tidak akan efektif.
3)   Metode ini tidak akan efektif jika tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap yang sesuai dengan kebutuhan. Apabila terjadi kekurangan media, metode demontrasi menjadi kurang efektif. Oleh karena itu, perlu melengkapi semua alat yang diperlukan dalam menggunakan metode demontrasi.
4)   Demontrasi akan menjadi tidak efektif jika siswa tidak turut aktif dan suasana gaduh
5)   Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.
Setiap metode pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya, maka dalam memperhatikan kekurangan dari sebuah metode dapat ditutupi oleh kelebihan dari sebuah metode tersebut karena memperhatikan kekurangan dan kelebihan dari sebuah metode merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan sebuah metode dalam proses belajar mengajar.
5.      Metode Eksperimen
a.       Pengertian
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Melalui metode eksperimen ini para siswa diberikan kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri, mengamati proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentag suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan metode eksperimen ini, para siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, yang bunyinya:
و في حديث خذيفة عند مسلم : و جعلت ترسها لنا طهورا اذ لم نجد الماء( رواه المسلم )
Artinnya: “Dan didalam hadist Khuzaifah menurut Muslim, dijadikan debu sebagai alat bersuci apabila tidak menjumpai air”. (H.R Muslim)[33]

Dari hadist di atas dapat diambil pemahaman, bahwa debu dijadikan sebagai bahan eksperimen untuk dijadikan percobaan untuk tayamum.
b.      Langkah-langkah Metode Eksperimen
1.      Menerangkan metode eksperimen
2.      Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang signifikan untuk diangkat
3.      Sebelumnya guru harus menetapkan: alat yang diperlukan, langkah-langkah apa yang harus ditempuh, hal apa yang harus dicatat, dan variabel-variabel apa yang harus dikontrol
4.      Setelah eksperimen dilakukan guru harus mengumpulkan laporan eksperimen, memproses kegiatan, dan melakukan tes untuk menguji pemahaman siswa.
Metode eksperimen dapat digunakan apabila:
1.    Anak mempunyai keterampilan tertentu
2.    Untuk memudahkan berbagai penjelasan
3.    Untuk membantu anak memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian
4.    Untuk menghindari verbalisme
Dalam proses belajar mengajar dengan metode ekperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Peran guru dalam metode eksperimen ini sangat penting dan sebagai penentu berhasilnya atau gagal, khususnya berkaitan dengan ketelitian dan kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar.
c.       Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
1.      Kelebihan Metode Eksperimen
a.    Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya
b.    Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan
c.    Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik
d.   Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia
2.      Kekurangan Metode Eksperimen
a.    Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini
b.    Siswa yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik hasilnya.[34]
c.    Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains teknologi
d.   Metode ini menuntut keuletan, ketelitian, dan ketabahan.[35]
Metode eksperimen ini sangat sulit untuk digunakan, karena tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode eksperimen, maka oleh karena itu inilah manfaat mengetahui dari kelebihan dan kekurangan dari sebuah metode sebelum kita menggunakannya.
6.      Metode Resitasi (Pemberian Tugas)
a.       Pengertian
Metode Resitasi adalah metode penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Firman Allah yang berkaitan dengan metode resitasi yaitudalam surat al-Qiyamah ayat 17-18:
¨bÎ)$uZøŠn=tã¼çmyè÷Hsd¼çmtR#uäöè%urÇÊÐÈ#sŒÎ*sùçm»tRù&ts%ôìÎ7¨?$$sù¼çmtR#uäöè%ÇÊÑÈ(سورة القيامة:17-18 )

Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu”. (Q.S surat al-Qiyamah ayat 17-18)

Dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa seseorang harus mempertanggung jawabkan semua tugas yang dibebankan kepadanya baik secara individual ataupun kelompok baik secara lisan maupun tertulis.
Metode resitasi itu dapat dilaksanakan di kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah, dan dimana saja tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sedangkat waktu tersedia sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk mengatasinya. Tugas dan resitasi tidak sama  dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.
b.      Langkah-langkah Metode Resitasi  (pemberian tugas)
1.      Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
a)    Tujuan yang hendak dicapai
b)   Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut
c)    Sesuai kemampuan siswa
d)   Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswasediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut
Fase pemberian tugas ini merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum menggunakan metode resitasi, atau disebut juga dengan tahap persiapan yang perlu diperhatikan dalam menggunakan sebuah metode contohnya saja dalam metode resitasi ini harus rumuskan terlebih dahulu apa yang hendak dicapai setelah metode resitasi ini diterapkan.
2.      Langkah pelaksanaan Tugas (resitasi)
a)    Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru
b)   Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
c)    Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
d)   Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik
Langkah pelaksanaan ini, guru diharapkan harus berperan aktif untuk melakukan pengawasan terhadap apa yang dilakukan oleh siswa agar tujuan dari persiapan yang sudah dirumuskan tercapai.
3.      Fase mempertanggungjawabkan tugas (resitasi)
a)    Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakannya
b)   Ada tanya jawab atau diskusi kelas
c)    Penilain hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya.[36]
Langkah ini merupakan tahap akhir dari penerapan metode resitasi, ini untuk melihat hasil yang ingin dicapai setelah metode resitasi digunakan oleh guru. Apakah metode resitasi ini berhasil atau efektif untuk digunakan.
Dari langkah-langkah metode resitasi yang sudah guru kuasai dan ketahui, maka guru juga harus mengetahui kapan metode resitasi tersebut bisa digunakan, apabila:
a.    Guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima siswa lebih mantap
b.    Untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca dan mengerjakan soal-soal sendiri serta mencobanya sendiri
c.    Agar siswa lebih rajin dan dapat mengukur kegiatan baik di rumah maupun di sekolah.
Hal-hal di atas merupakan cara untuk mengetahui tingkat kewajaran dari metode resitasi tersebut digunakan, jika sudah memenuhi hal diatas maka baru metode resitasi tersebut wajar untuk digunakan.
c.       Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi
1.      Kelebihan Metode Resitasi
a)    Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individual atau kelompok
b)   Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru
c)    Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa
d)   Dapat mengembangkan kreativitas siswa
2.      Kekurangan Metode Resitasi
a)    Siswa sulit di kontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain
b)   Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik
c)    Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa
d)   Sering memberikan tugas yang monoton (tak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.[37]
Setelah dilihat dari kekurangan dan kelebihan dari metode yang akan kita gunakan, maka dapat diketahui apakah metode ini wajar untuk digunakan pada mata pelajaran yang akan diajarkan oleh guru, dengan demikian guru dapat mempertimbangkan untuk menggunakan metode tersebut.
7.      Metode Sosiodrama atau Bermain Peran
a.       Pengertian
Sosiodrama terdiri dari dua suku kata sosio yang artinya masyarakat, dan drama yang artinya keadaan seseorang atau peristiwa yang dialami orang, sifat dan tingkah lakunya, hubungan seseorang, hubungan seseorang dengan orang lain dan sebagainya.
Metode sosiodrama adalah suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Prinsip dasar dari metode ini terdapat dalam surat al-Maidah ayat 27:
ã@ø?$#uröNÍköŽn=tãr't6tRóÓo_ö/$#tPyŠ#uäÈd,ysø9$$Î/øŒÎ)$t/§s%$ZR$t/öè%Ÿ@Îm6à)çFsùô`ÏB$yJÏdÏtnr&öNs9urö@¬6s)tFãƒz`ÏB̍yzFy$#tA$s%y7¨Yn=çFø%V{(tA$s%$yJ¯RÎ)ã@¬7s)tGtƒª!$#z`ÏBtûüÉ)­FßJø9$#ÇËÐÈ(سورة الماءدة:27 )
Artinya: “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (Q.S surat al-Maidah ayat 27)

Jadi dari ayat di atas dapat dijelaskan tentang tujuan dari metode sosiodrama yaitu:
1.    Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain
2.    Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
3.    Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan
4.    Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah
Benar-benar besar manfaat dan tujuan dari metode sosiodrama ini, karena siswa dapat menghayati dan menghargai bagaimana tentang perasaan seseorang, kemudian belajar bagaimana cara mengambil suatu keputusan, ini merupakan hal yang penting bagi seorang siswa untuk diaplikasikan.

b.      Langkah-langkah Metode Sosiodrama
1)        Persiapan, mempersiapkan masalah situasi hubungan sosial yang akan diperagakan atau pemilihan tema cerita.
2)        Penentuan pelaku atau peran,  ini merupakan hal yang penting untuk untuk diadakan, kemudian pelaku diberi petunjuk dan contoh.
3)        Permainan sosiodrama, para pelaku memainkan perannya sesuai dengan imaginasi atau daya tanggap masing-masing, sampai pada suatu kilamaks tertentu
4)        Diskusi, permainan dihentikan, para pemeran dipersilahkan duduk kembali, kemudian dilanjutkan dengan diskusi dibawah pimpinan guru yang diikuti oleh semua peserta didik. Berkisar pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita.
5)        Ulangan permainan, dengan memperhatikan pendapat, saran-saran atau kesimpulan-kesimpulan yang diperolah dari hasil diskusi.[38]
Metode sosiodrama dalam menerapkannya seorang guru dituntut agar lebih terampil dan kreatif, jika tidak maka metode ini sangat sulit untuk diterapkan. Langkah-langkah dari penggunaan metode ini harus benar-benar diperhatikan, jika tidak tujuan dari pembelajaran dengan menerapkan metode ini tidak akan tercapai semaksimal mungkin.
Dalam menerapkan metode sosio drama hal-hal yang patut diperhatikan dalam pelaksanannya, adalah:
1.    Masalah yang dijadikan tema atau cerita hendaknya dialami oleh sebagian besar peserta didik
2.    Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela dan motivasi dari guru
3.    Jangan terlalu banyak disutradarai, biarkan peserta didik mengemka kretivitas dan spontanitas mereka
4.    Diskusi diarahkan kepada penyelesaian akhir (tujuan), bukan kepada baik atau tidaknya seorang peserta didik berperan
5.    Kesimpulan diskusi dapat diresumekan oleh guru
6.    Sosiodrama bukanlah sandiwara atau drama biasa, melainkan merupakan peranan situasi sosial yang ekspresif dan hanya dimainkan satu babak saja.[39]
c.       Kelebihan dan Kekurangan Metode Sosiodrama
1.      Kelebihan Metode Sosiodrama
a)    Melatih anak didik untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian
b)   Metode ini akan lebih menarik perhatian anak, sehingga suasana kelas lebih hidup
c)    Anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa, sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri
d)   Penyaluran perasaan atau keinginan-keinginan yang terpendam karena memperoleh kesempatan untuk belajar mengekpresikan (mencurahkan) penghayatan mereka mengenai suatu peoblem didepan orang banyak (murid-murid lain)
e)    Untuk mengajar anak supaya ia bisa menempatkan dirinya diantara orang lain.
2.      Kekurangan Metode Sosiodrama
a)    Banyak menyita waktu atau jam pelajaran
b)   Memerlukan persiapan yang teliti dan matang
c)    Kadang-kadang anak-anak tidak mau memerankan sesuatu adegan karena malu
d)   Anak-anak yang tidak mendapat giliran menjadi pasf
e)    Sukar untuk memilih anak-anak yang betul berwatak cemerlang untuk memecahkan sebuah masalaha
f)    Perbedaan adat istiadat, kebiasaan dan kehidupan dalam masyarakat akan mempersulit mengaplikasikan metode ini.[40]
Metode sosiodrama dalam penerapannya memiliki kekurangan yang bisa dikatakan banyak memakan waktu jam pelajaran, maka guru harus benar-benar memperhatikan kekurangan dari metode yang akan ia terapkan.
8.      Metode Karya Wisata
a.       Pengertian
Metode karya wisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
Dalam pendidikan agama Islam, melalui metode karya wisata ini sangat bermanfaat bagi anak didik untuk membangkitkan jiwa dan semangat  agama mereka dengan bertamasya ke suatu tempat berpemandangan yang indah yang menakjubkan dan menggugah semangat jiwa keagamaan siswa sebagai ciptaan Tuhan yang mengagumkan, sesuai dengan firman-Nya dalam surat ali-Imran ayat 191:
tûïÏ%©!$#tbrãä.õtƒ©!$#$VJ»uŠÏ%#YŠqãèè%ur4n?tãuröNÎgÎ/qãZã_tbr㍤6xÿtGtƒurÎûÈ,ù=yzÏNºuq»uK¡¡9$#ÇÚöF{$#ur$uZ­/u$tB|Mø)n=yz#x»ydWxÏÜ»t/y7oY»ysö6ß$oYÉ)sùz>#xtãÍ$¨Z9$#ÇÊÒÊÈ(سورة ال عمرن :191)
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”. (Q.S surat ali-Imran ayat 191)

Dengan demikian berarti satu aspek jiwa agama telah ditanamkan kepada anak-anak didik kita.
b.      Langkah-langkah Metode Karya Wisata
1.      Perencanaan karya wisata meliputi: Merumuskan tujuan karya wisata, menetapkan objek karya wisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, menetapkan lamanya karya wisata, menyusun rencana belajar bagi siswa selama karya wisata, dan merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan.
2.      Pelaksanaan karya wisata, yaitu: Pelaksanaan kegiatan belajar ditempat karya wisata dengan bimbingan guru.
3.      Tindak lanjut karya wisata, adalah: Pada akhir karya wisata siswa harus diminta laporannya baik lisan maupun tertulis, yang merupakan inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karya wisata.
Metode karya wisata langkah-langkahnya harus diperhatikan karena metode karya wisata ini pembelajaran berlangsung diluar kelas, metode karya wisata ini hanya bisa diadakan sekali-kali saja, karena penggunaan metode ini menggunakan biaya dan waktu yang banyak.
c.       Kelebihan dan Kekurangan Metode Karya Wisata
1.      Kelebihan Metode Karya Wisata
a)    Karya wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran
b)   Membuat apa yang dipelajari disekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan dimasyarakat
c)    Pengajaran serupa ini dapat lebih meragsang kreatifitas siswa
d)   Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual
2.      Kekurangan Metode Karya Wisata
a)    Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah
b)   Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang
c)    Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata
d)   Dalam karya wisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas dari pada tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan.[41]
Banyak manfaat dari penerapan metode karya wisata ini karena siswa dapat melihat langsung objek itu sesuai dengan yang sebenarnya, tapi sebenarnya metode ini sangat sulit untuk diterapkan karena memakan biaya yang sangat banyak dan lebih banyak unsur rekreasi dari pada belajarnya, maka oleh karena itu guru guru harus mempertimbangkan antara kelebihan dan kekurangan metode yang akan digunakan.

9.      Metode Drill / Latihan
a.       Pengertian
Metode drill adalah suatu metode dalam menyampaikan pelajaran dengan menggunakan latihan secara terus-menerus sampai anak didik memiliki ketangkasan yang diharapkan.
Metode drill merupakan salah satu bentuk dari berbagai macam-macam metode yang digunakan oleh para pendidik dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai. Metode drill lebih menitik beratkan pada keterampilan siswa seperti kecakapan motoris, mental, dan asosasi yang dibuat. Metode ini sangat efektif digunakan, contohnya saja seperti latihan pelaksanaan ibadah shalat dalam Islam yang sangat ditekankan pada anak didik tidak merasa canggung setelah mereka dewasa untuk melaksanakannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
مروا اولادكم بالصلاة وهم ابناء سبع سنين واضربوهم ابناء عشر وفرقوا بينهم في المضاجع
Artinya: “Perintahkanlah anak-anakmu shalat ketika berumur tujuh tahu, pukullah mereka karena meninggalkan shalat pada waktu mereka bermur sepuluh tahun dan pisahkanlah mereka dari tempat tidurmu.

Dari hadist di atas dapat diambil kesimpulan bahwa islam sangat mementingkan cara latihan siap ini dalam system pendidikan Islam. Contohnya saja tentang drill materi ibadah shalat tersebut dengan tjuan dan diharapkan agar siswa mengaplikasikannya dalam kehidupannya.
Jadi metode drill merupakan suatu metode yang mana memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih melakukan suatu keterampilan tertentu yang harus berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru. Sedangkan cirri khas dari metode drill yaitu kagiatan yang berupa pengulalngan yang berkali-kali di lakukan dari sesuatu hal yang sama. Pengulangan itu sengaja di lakukan berkali-kali.
b.      Langkah-langkah Metode Drill / Latihan
1.      Drill hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis
2.      Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas:
a)    Sebelum diadakan latihan, anak didik perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu sendiri
b)   Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan masyarakat selanjutnya
c)    Siswa harus mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu berguna untuk melengkapi belajar
3.      Latihan-latihan itu pertama-tama harus ditekankan kepada diagnosa:
a)    Pada taraf-taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang mengurus
b)   Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul
c)    Respon yang benar artinya siswa harus dikenal siswa, sedangkan respon yang salah diperbaiki
d)   Siswa memerlukan waktu untuk mewarisi latihan, perkembagan arti dan kontrol.
e)    Didalam latihan, pertama-tama ketetapan, kemudian kecepatan, dan pada akhirnya keduanya harus tercapai.
4.      Masa latihan harus relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan pada waktu lain
5.      Masa latihan harus menarik, gembira dan menyenangkan:
a)    Agar hasil latihan memuaskan, minat instristif diperlukan
b)   Setiap kemajuan siswa harus jelas
c)    Hasil latihan terbaikdengan sedikit menggunakan emosi
6.      Pada waktu latihan, harus mendahulukan proses yang esensial
7.      Proses latihan dan kebutuhan harus disesuaikan dengan perbedaan individu:
a)    Tingkat kecakapan yang diterima pada suatu saat tidak harus sama
b)   Latihan secara perorangan sangat perlu untuk menambah latihan kelompok
Dalam menerapkan metode drill hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1)      Harus diusahakan latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didik, karena waktu yang digunakan cukup singkat
2)      Latihan betul-betul diatur sedemikian rupa sehingga latihan itu menarik perhatian anak didik, dalam hal ini guru harus berusaha menumbuhkan motif untuk berpikir.
3)      Agar anak didik tidak ragu maka anak didik lebih dahulu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan[42]
Fungsi guru dalam latihan dan ulangan terletak pada fungsi untuk memberikan umpan balik dan menentukan angka kemajuan. Makanya guru harus memperhatikan hal diatas, maka guru pada saat memberikan latihan haruslah siap lebih dahulu, tidak secara spontanitas saja memberikan latihan, sehingga waktu mengadakan evaluasi terhadap hasil latihan segera guru dapat melihat segi-segi kemajuan anak didik, diantanya yaitu: daya tanggap, keterampilan, dan ketepatan berpikir dari tiap-tiap anak didik yang diberi tugas latihan.
c.       Kelebihan dan Kekurangan Metode Drill / Latihan
1.      Kelebihan Metode Drill / Latihan
a)    Dalam waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan
b)   Para murid akan  memiliki pengetahuan yang siap pakai
c)    Akan tertanam pada setiap pribadi anak kebiasaan belajar rutin dan disiplin

2.      Kekurangan Metode Drill / Latihan
a)    Bisa menghambat perkembangan daya inisiatif murid
b)   Kurang memperhatikan relevansinya dengan lingkungan
c)    Membentuk pengetahuan verbalisme dan mekanis
d)   Membentuk kebiasaan-kebiasaan yang otomatis dan kaku.[43]
10.  Metode Kerja Kelompok
a.       Pengertian
Istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswi dalam suatu kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok baik kelompok yang kecil maupun besar. Untuk mengetahui lebih jelas, ada beberapa defenisi lain yang dikeluarkan oleh para pakar pendidikan, yaitu:
1.     Metode kerja kelompok adalah penyajian materi dengan cara pembagian tugas-tugas untuk mempelajari suatu keadaan kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan
2.     Metode kerja kelompok ialah suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama dan bergotong royong
3.     Metode kerja kelompok ialah kerja kelompok beberapa individu yang bersifat pedagogis yang didalamnya terdapat hubungan timbal balik antara individu serta saling percaya.
Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang metode kerja kelompok, yaitu terdapat dalam surat al-Maidah ayat 2, yang berbunyi:
$pkšr'¯»tƒtûïÏ%©!$#(#qãZtB#uäŸw(#q=ÏtéBuŽÈµ¯»yèx©«!$#Ÿwurtök¤9$#tP#tptø:$#Ÿwuryôolù;$#ŸwuryÍ´¯»n=s)ø9$#IwurtûüÏiB!#uä|MøŠt7ø9$#tP#tptø:$#tbqäótGö6tƒWxôÒsù`ÏiBöNÍkÍh5§$ZRºuqôÊÍur4#sŒÎ)ur÷Läêù=n=ym(#rߊ$sÜô¹$$sù4ŸwuröNä3¨ZtB̍øgsãb$t«oYx©BQöqs%br&öNà2r|¹Ç`tãÏÉfó¡yJø9$#ÏQ#tptø:$#br&(#rßtG÷ès?¢(#qçRur$yès?urn?tãÎhŽÉ9ø9$#3uqø)­G9$#ur(Ÿwur(#qçRur$yès?n?tãÉOøOM}$#Èbºurôãèø9$#ur4(#qà)¨?$#ur©!$#(¨bÎ)©!$#߃Ïx©É>$s)Ïèø9$#ÇËÈ(سورة الماءدة: )
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”. (Q.S surat al-Maidah ayat 2)

Dari penjelasan ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, dalam melakukan apapun tidak terlepas dari yang namanya pertolongan orang lain, maka oleh karena itu dalam menyelesaikan dan mengerjakan sesuatu baik secara individual ataupun kelompok hendaklah saling tolong-menolong.
b.      Langkah-langkah Metode Kerja Kelompok
1.      Menentukan kelompok, hal yang harus diperhatikan adalah:
a)      Tujuan
b)      Tidak mengabaikan azas individual
c)      Mempertimbangkan fasilitas yang tersedia atau yang dimiliki
d)     Dimaksudkan untuk memperoleh dan memperbesar peran atau partisipasi
2.      Pemberian tugas-tugas kepada kelompok, dalam hal ini seorang guru memberikan tugas-tugas kepada kelompok masing-masing dan guru juga memberikan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas tersebut.
3.      Setiap kelompok mengerjakan tugasnya masing-masing.
4.      Melakukan penilaian.[44]
Metode kerja kelompok dalam langkah-langkah guru harus melakukan pengawasan agar dalam dalam penerapannya tidak terlepas dari langkah-langkah yang telah ditentukan, jika sudah sesuai dengan langkah-langkahnya maka tujuan dari metode ini akan tercapai sesuai dengan tujuannya. Metode kerja kelompok dapat dilakukan apabila:
a.    Kekurangan fasilitas didalam kelas
b.    Kemampuan siswa berbeda-beda
c.    Minat antara individual berbeda-beda

c.       Kelebihan dan Kekurangan Metode Kerja Kelompok
1.      Kelebihan Metode Kerja Kelompok
a)    Ditinjau dari segi pedaegogis, kegiatan kelompok akan dapat meningkatkan kualitas kepribadian siswa
b)   Ditinjau dari psikologi, timbul persaingan yang positif antara kelompok karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok
c)    Ditinjau dari segi sosial, anak yang pandai dalam kelompok tersebut dapat membantu anak yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas
2.      Kekurangan Metode Kerja Kelompok
a)    Terlalu banyak persiapan-persiapan dan pengaturan yang kompleks dibanding dengan metode lainnya
b)   Bilamana guru kurang kontrol maka akan terjadi persaingan yang negatif antar kelompok
c)    Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya dikerjakan oleh segelintir siswa yang cakap dan rajin, sedangkan siswa yang malas akan menyerahkan tugas-tugasnya kepada teman-temannya dalam kelompok.[45]
Metode kerja kelompok mudah untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar, disini hanya dibutuhkan kerja sama dari guru untuk mengarahkan muridnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penerapan metode ini dibutuhkan juga memperhatikan kelebihan dan kekurangannya, karena setiap metode pasti mempunyai kekurangan.

11.  Metode Kisah
a.       Pengertian Metode Kisah
Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Firman Allah yang berkaitan dengan metode kisah adalah surat Yusuf ayat 3:
ß`øtwUÈà)tRy7øn=tãz`|¡ômr&ÄÈ|Ás)ø9$#!$yJÎ/!$uZøym÷rr&y7øs9Î)#x»ydtb#uäöà)ø9$#bÎ)ur|MYà2`ÏB¾Ï&Î#ö7s%z`ÏJs9šúüÎ=Ïÿ»tóø9$#ÇÌÈ(سورةيوسف:3 )
Artinya: “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui”. (Q.S surat Yusuf ayat 3)

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa dengan menggunakan kisah Allah menurut al-Qur’an, yang mana kita sebelum diturunkannya al-Qur’an kita belum mengetahui sesuatupun. Jadi metode kisah ini merupakan metode yang paling bagus, karena dengan kisah tersebut dapat seseorang menjadi tahu tentang sesuatu.
Pada hakikatnya metode cerita hampir sama dengan metode ceramah, karena informasi disampaikan melalui penuturan atau penjelasan lisan seseorang kepada orang lain. Dalam metode bercerita, baik guru ataupun anak didik dapat berperan sebagai penutur. Ketika guru akan menggunakan metode kisah, hal-hal yang harus diperhatika ialah kejelasan arah dan tujuan cerita, bentuk penyampaian dan sistematika cerita, tingkat kemampuan dan perkembangan anak (sesuai dengan usia anak), situasi dan kondisi kelas, dan peyimpulan hasil cerita
b.      Kewajaran Metode Kisah
1)      Apabila guru ingin meggambarkan kejadian yang telah lampau, peristiwa masa kini dan membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang kejadian yang akan datang, yang tidak dapat atau kurang jelas disampaikan melalui buku pelajaran
2)      Apabila guru adalah seorang pencerita atau pembaca cerita yang baik sehingga dapat menggugah perasaan, semangat, imajinasi, dan fantasi siswa, sehingga seolah-olah apa yang diceritakan itu hadir dihadapan siswa dan mereka seakan-akan turut melibatkan diri didalamnya
3)      Apabila guru ingin membandingkan dan mengambil pelajaran dari isi cerita dalam rangka memperoleh kesimpulan bagi pembentukan nilai-nilai dan sikap siswa sesuai dengan pandangan hidup atau ajaran agama yang dianutnya
4)      Apabila guru menghadapi sejumlah siswa yang besar dan untuk menangkap perhatiannya dalam rangka pencapian tujuan tidak mungkin atau sukar menggunakan metode ini.[46]
Metode kisah dalam penerapannya harus memperhatikan hal-hal di atas, karena metode kisah lumayan sulit untuk diterapkan. Metode kisah ini guru diharapkan lebih terampil dan kreatif, karena metode ini guru dituntut lebih aktif.
c.       Kelebihan dan Kekurangan Metode Kisah
1.      Kelebihan Metode Kisah
a)        Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan semagat siswa
b)        Mengarahkan semua emosi hingga menyatu pada satu kesimpulan yang menjadi akhir cerita
c)        Kisah selalu memikat, karena mengundang pendengaran untuk mengikuti peristiwanya dan merenungkan maknanya
d)       Dapat mempengaruhi emosi
2.      Kekurangan Metode Kisah
a)        Pemahaman siswa menjadi sulit ketika kisah itu telah terakumulasi oleh masalah lain
b)        Bersifat menolong dan dapat menjenuhkan siswa
c)        Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud sehingga pencapain tujuan sulit diwujudkan.
12.  Metode Proyek
a.       Pengertian Metode Proyek
Metode Proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya, agar siswa tertarik untuk belajar.[47]
Sedangkan menurut Abudin Nata dalam bukunya Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran mengemukakan metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai perspektif dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya dapat dilakukan secara keseluruhan atau bermakna.[48]
Pelajaran melalui metode proyek dilakukan dengan cara menghubungkan sebanyak mungkin dengan pengetahuan yang telah diperoleh anak didik, karena prinsip dari metode proyek itu sendiri adalah membahas suatu unit bahan pelajaran, ditinjau dari mata peljaran lain. Metode ini dapat memantapkan pengetahuan yang diperoleh anak didik.
Jadi metode unit atau proyek adalah cara penyajian bahan pelajaran yang dilihat dari suatu masalah yang tampak, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Sedangkan prinsip dari metode proyek itu sendiri yaitu usaha membahas suatu unit bahan pelajaran, ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Metode ini dapat memantapkan pengetahua yang diperoleh siswa, menyalurkan minat serta melatih siswa untuk menelaah suatu materi pelajaran dengan wawasan yang lebih luas.
b.      Langkah-langkah Metode Proyek
Menurut Zakiyah Darajat, langkah-langkah metode proyek adalah:
1)      Merealisasi adanya masalah, anak didik menyadari adanya masalah yang menjadi problem. Masalah itu dikaji sehingga akan ditemukan kesulitan-kesulitan itu.
2)      Menyusun Hipotesis, dugaan atau terkaan terhadap jawaban dari sesuatu masalah adalah langkah untuk menyelesaikan masalah, tidak perlu takut berbuat salah, mungkin dugaan benar dan mungkin juga salah.
3)      Mengumpulkan data dan informasi, untuk mengetahui benar tidaknya hipotesis diperlukan keterangan-keterangan yang didukung oleh data-data
4)      Menyimpulkan, masalah yang diberikan guru, oleh anak didik harus juga dipertanggungjawabkan, maka disusunlah suatu laporan.[49]
Sedangkan menurut Abdul Rahman Shaleh, langkah-langkah metode proyek adalah:
1.    Mempersiapkan situasi belajar-mengajar
2.    Memilih dan menetapkan tujuan
3.    Membuat rencana kerja
4.    Pelaksanaan jika seluruh rencana kerja itu telah siap, barulah siswa mulai dengan tugas-tugasnya
5.    Penilaian, bukan dimaksudkan memberikan nilai melainka usaha-usaha untuk mencek sampai dimana kemajuan yang telah dicapai baik oleh perorangan maupun kelompok.
6.    Pencatatan, merupakan peranan kegiatan catat-mencatat sangat penting dalam pengajaran denga metode proyek, karena tanpa dicatat seluruh pengalaman yang berharga itu mudah dilupakan.[50]

c.       Kelebihan dan Kekurangan Metode Proyek
1.      Kelebihan metode proyek
a)    Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan
b)   Dapat membina siswa denga kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu
c)    Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modren yang dalam pengajaran perlu diperhatikan:
1.    Kemampuan individual siswa dan kerja sama dalam kelompok
2.    Bahan pelajaran tak terlepas dari kehidupan sehari-hari yang penuh dengan masalah
3.    Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman siswa banyak dilakukan
4.    Agar teori dan praktek, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan
2.      Kekurangan metode proyek
a)        Kurikulum yang berlaku di indonesia saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini
b)        Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup faslitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah
c)        Bahan pelajaran sering menjadi luar sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.[51]
Guru dituntut untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan metode yang akan ia gunakan, karena jika sudah diketahui kelebihan dan kekurangan metode yang akan digunakan maka tujuan dari metode ini akan tercapai.
13.  Metode Sistem Regu (Team Teaching)
a.       Pengertian
Team teaching adalah suatu pengajaran yang dilaksanakan bersama oleh beberapa orang artinya suatu metode atau cara menyajikan bahan pelajaran yang dilakukan bersama oleh dua orang atau lebih kepada kelompok belajar untuk mencapai tujuan pengajaran.[52]
Sistem beregu ini merupakan gagasan baru yang baru berkembang sebagai salah satu minofasi metode mengajar dan juga dikenal dengan team teaching. Menurut Engkoswara, team teaching adalah suatu sistem mengajar yang dilakukan oleh dua orang guru atau lebih dalam mengajar sejumlah siswa yang mempunyai perbedaan minat, kemampuan, atau tingkat kelas.[53]
Sistem beregu ini dapat dilakukan dengan mengikut sertakan siswa itu sendiri sebagai anggota regu. Sedangkan tujuan dari metode ini adalah pemberian bantuan kepada para siswa agar lebih lancar dalam proses belajarnya, meningkatkan kerja sama antar guru dalam memikirkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu. Sesuai dengan ini firman Allah yang dalam surat al-‘Ashr ayat 3:
žwÎ)tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#qè=ÏJtãurÏM»ysÎ=»¢Á9$#(#öq|¹#uqs?urÈd,ysø9$$Î/(#öq|¹#uqs?urÎŽö9¢Á9$$Î/ÇÌÈ(سورةالعصر:3)

Artinya: “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (Q.S al-‘Ashr ayat 3)

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa dalam Islam sangat dianjurkan setiap muslim untuk saling memberi dan saling sehat menasehati antar sesama dalam menuju arah kebaikan dan kebenaran. Hal ini sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan metode sistem regu ini.
Hal-hal yang Harus diperhatikan dalam Metode Sistem Regu, adalah:
1.   Harus adanya program pelajaran yang disusun bersama oleh team tersebut, sehingga betul-betul jelas dan terarah sesuai dengan tugas masing-masing guru dalam team tersebut
2.   Membagi tugas tiap topik, agar masalah bimbingan pada siswa terarah baik
3.   Setiap anggota dalam satu regu harus memiliki pendapat atau pandangan yang sama
4.   Harus dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat ketidakhadiran guru anggota team tersebut[54]
Sedangkan selain hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan metode sistem regu, harus dilihat juga kapan metode ini tepat digunakan, yaitu:
1.    Jumlah siswa terlalu besar, sehingga pembagian tugas belajar kurang sempurna
2.    Pelajaran yang disampaikan mencakup unit yang luas, sehingga hanya dimungkinkan melalui metode sistem regu pengajaran dapat berjalan secara efektif
3.    Pelajaran yang diberikan dimaksudkan agar pengertian dan pemahaman siswa lebih luas dan mendalam
4.    Kerja sama dan komunikasi antar guru bidang studi tersebut dapat memungkinkan terlaksana
5.    Fasilitas dan sarana untuk itu cukup tersedia[55]
b.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Sistem Regu
1)        Kelebihan metode Sistem Regu
a.       Setiap anggota regu memiliki pengertian dan pandangan yang sama dan searah
b.      Anggota regu akan mendapat tugas yang sesuai dengan kemampuannya
c.       Adanya pembagian tugas, memungkikan bagi anggotanya untuk mendapatkan waktu yang senggang dan dimanfaatkan untuk pembinaan siswa lainnya
d.      Sistem pengajaran dapat melakukan diskusi dan bertukar pikiran atau pengalaman
2)        Kekurangan Metode Sistem Regu
a.       Sukar membentuk tim yang kompak, kadang-kadang didominasi oleh guru-guru yang cakap saja dan hal ini sukar untuk dihilangkan
b.      Sangat rumit untuk mengatur organisasi kelas yang lebih fleksibel
c.       Tim dapat merugikan siswa bilamana hanya didasarkan atas pertimbangan ekonomis.[56]
Dalam penerapan metode team teaching ini sangat sulit untuk diarahkan karena sulit sekali untuk membuat siswa kompak dalam menyelesaikan tugas yang diembannya. Maka harus diperhatikan apakan metode ini cocok digunakan dengan materi pelajaran yang akan disampaika guru.
14.  Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
a.       Pengertian
Metode pemecahan masalah adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis, dibandingkan, dan disimpulkan dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh peserta didik.[57]
Metode problem solving (pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada kepada menarik kesimpulan.
Jadi metode problem solving adalah suatu metode dalam penyajian materi pelajarannya terlebih dahulu siswa dihadapkan pada suatu masalah, metode ini pada hakikatnya bertitik tolak dari suatu permasalahan, kemudian siswa diajak untuk memecahkannya, mencari jawabannya dengan cara berfikir, mencari data sendiri dan diakhiri dengan mengambil atau menarik kesimpulannya.
b.      Langkah-langkah Metode Problem Solving
1.      Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya
2.      Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memcahkan masalah tersebut.
3.      Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua diatas
4.      Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
5.      Menarik kesimpulan, artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi[58]
Sedangkan metode problem solving (pemecahan masalah) ini tepat digunakan apabila:
1.    Bila pelajaran dimaksudkan untuk melatih siswa berpikir analitis
2.    Apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih keberanian siswa, dan rasa tanggung jawab dalam menghadapi kehidupan yang menantang
3.    Untuk mendorong siswa berpikir mandiri dan berdikari
4.    Apabila untuk menumbuhkan wawasan yang luas tentang berbagai pemikiran agama Islam.[59]
Dalam pelaksanaan metode pemecahan masalah ini efektif digunakan, maka perlu bagi seorang guru untuk memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Dalam memilih masalah mempertimbangkan aspek kemampuan dan perkembangan anak didik
2.      Siswa terlebih dahulu dibekali pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.      Bimbingan secara kontiniu dan persediaan alat-alat atau sarana pengajaran yang diperhatikan
4.      Merencanakan tujuan yang hendak dicapai secara sistematis[60]
Dalam penerapan sebuah metode pasti mengikuti langkah-langkahnya yaitu persiapan, pelaksanaan, ataupun evaluasi., jika tidak dilaksanakan maka metode ini sulit untuk diterapkan. Apabila dalam penerapan metode ini sudah mengikuti langkah di atas, maka metode ini baru wajar dan efektif untuk dilaksanakan.
c.       Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving
1.      Kelebihan Metode Problem Solving
a)    Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja
b)   Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para sswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
c)    Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh karena dalam proses belajarnya siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahannya
d)   Mendorong siswa untuk belajar sambil bekerja
e)    Mendorong siswa untuk tidak berpikir secara sempit dan fanatik
2.      Kekurangan Metode Problem Solving
a)    Tidak semua pelajaran dapat mengandung masalah, yang harus dipecahkan, akan tetapi memerlukan pengulangan dan latihan-latihan tertentu
b)   Kesulitan mencari masalah yang tepat atau sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa
c)    Banyak menimbulkan resiko, terutama bagi anak yang memiliki kemampuan yang kurang, yang akan menyebabkan rasa frustasi dan ketegangan batin dari anak tersebut.
d)   Kesulitan dalam mengevaluasi secara tepat
e)    Memerlukan waktu dan perencanaan yang matang[61]
B.       Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembahasan masalah pendidikan agama Islam disini adalah diarahkan pada masalah pendidikan agama yang dilaksanakan disekolah-sekolah diIndonesia dan sesuai dengan agama yang dipeluk Bangsa Indonesia serta diakui oleh pemerintah. Dengan menfokuskan pembahasan pada masalah pendidikan agama Islam saja, maka pembahasan tidak terlalu luas serta agar mudah dipahami arah pembicaraannya. Oleh karena itu, dalam pembahasan pendidikan agama disini penulis selalu menghubungkan dengan agama Islam, baik dalam pengertiandan tujuan pendidikan agama Islam


[1]Ramayulis, Op. Cit, h. 184-185





[2]Wina Sanjaya, Op. Cit, h. 145
[3] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), h. 52
[4] Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana  Prenada  Media Group, 2011), h. 177
[5] Syafrizal, Ilmu Pendidikan Islam, (Padang: IAIN-PRESS, 1999), h. 90
[6]Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, h. 191-193
[7]Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1995), h. 33
[8]Ahmad Sabri, Op. Cit,  h. 52-53
[9]Muhammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: AK GROUP, 1995), h. 169-170
[10]Ibid.
[11]Syaful Bahri Djamarah, Op. Cit, h. 94
[12] Syaiful Bahri Djamarah, Op.cit,  h. 110
[13]Ahmad Sabri, Op. Cit,  h. 55
[14]Armai Arief, Op. Cit, h. 138
[15] Zakiah Drajat, Op. Cit, h. 289-290
[16]MuhammadZein, Op. Cit, h. 174
[17]Wina Sanjaya, Op. Cit,h. 156-157
[18]Syaiful Bahri Djamarah,Op. Cit, h.  98
[19] Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h. 61
[20]Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: CV Remadja Karya, 1988), h. 19
[21]Tayar Yusuf,Op. Cit, h. 62
[22]Wina Sanjaya, Op. Cit, h. 150
[23]Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), h. 208
[24] Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Bandung: Al-Ma’rif, 1996), h. 291
[25]Hasibuan, Op. Cit, h. 31
[26]Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), h. 84
[27]Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008), h. 86
[28]Tayar Yusuf. Op. Cit, h. 52
[29]Muhammad Aulia Rahman, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 192-193
[30]Basyiruddin Usman. Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Padang: IAIN IB Press, 1999), h. 53
[31]Armai Arief, Op. Cit, h. 191
[32]Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006). Hal. 197
[33] Muhammad bin Ismail al-Khalany al-San’ani, Subulussalam, (Bandung: Dahlan, tt) jilid 1, h. 94
[34]Armai Arief, Op. Cit. h. 173
[35]Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, h. 96
[36]Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1989),h. 81-82
[37]Syaiful Bahri Djamarah,Op. Cit, h. 98
[38]Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 277-278
[39]Ibid.
[40]Armai Arief, Op. Cit. h. 179-181
[41]Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, h. 105-106
[42]Zakiah Darajat, Op. Cit, h. 304
[43]Armai Arief. Op. Cit, h.176-179
[44]Armai Arief, Op. Cit, h. 195-197
[45]Basyiruddin Usman,Op. Cit, h. 57
[46]Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi, dan Aksi, (Jakarta: PT. Gemawindo PancaPerkasa, 2000), h. 72
[47]Abdul Rachman Shaleh,Op. Cit, h.  65
[48]Abudin Nata, Op. Cit, h. 196
[49]Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 310-311
[50] Abdul Rachman Shaleh, Op. Cit, h. 67
[51]Syaiful Bahri Djamarah. Op. Cit. 94-95
[52]Ahmad Sabri, Op. Cit, h, 63
[53]Basyiruddin Usman, Op. Cit, h. 68
[54] Nana Sudjana, Op. Cit, h. 86
[55]Abdul Rachman Shaleh, Op. Cit, h. 71
[56] Basyiruddin Usman, Op.Cit, h. 69
[57] Abudin Nata, Op.Cit, h. 187
[58] Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, h. 103-104
[59]Hafni Ladjid, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Padang: IAIAN IB Press, 1999), h. 107
[60] Tayar Yusuf, Op. Cit, h. 80
[61] Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, h. 104-105