A.
Tinjuan Tentang Pendekatan Active Learning
Active Learning pertama kali
dikembangkan oleh Mel Silberman seorang guru besar kajian psikologi pengajaran. Tujuan dari metode ini adalah
untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Active Learning ini
dikembangkan dari pernyataan konfisius 2004 dikutip oleh silberman (2006 : 23) yaitu :
Yang saya dengar,
saya lupa
Yang saya lihat, saya ingat
Yang saya kerjakan, saya pahami
Pernyataan di atas
mengungkapkan bahwa mendengar saja belum cukup dalam proses pembelajaran, namun
harus disertai dengan kegiatan melihat dan mengerjakan atau dengan kata lain
dalam pembelajaran keaktifan siswa adalah hal yang sangat penting untuk
menjadikan siswa paham terhadap apa yang sedang dipelajari.
Menurut silberman (2006:27)bahwa :
Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif,siswa mengikuti
pelajaran tanpa rasa keingintahuan, tanpa mengajukan pertanyaan, dan tanpa
minat terhadap hasilnya. Ketika kegiatan belajar bersifatr aktif siswa akan mengupayakan sesuatu.
Dia mengiginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk
memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas.
Dari kutipan diatas jelas
perbedaan antara belajar yang bersifat
pasif dengan yang aktif. Pada proses belajar yang bersifat pasif siswa terkesan
pasrah terhadap apa yang akan terjadi, kecuali siswa yang mengharapkan nilai. Namun kondisi seperti ini siswa hanya akan berorientasi pada nilai tanpa
mempertimbangkan proses. Sedangkan pada proses
belajar aktif siswa memiliki semangat juang yang tinggi dalam proses pembelajaran.
Indikator yang menyatakan
aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar menurut Paul B Diedrich dalam Sardiman
(1992 : 100): adalah
a. Visual activities, yang
termasuk didalam misalnya : membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan,
pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti
menyatakan, merumuskan, bertanya, memeri saran, mengeluarkan pendapat,
mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi
c.
Listening
activitas, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi musik
dan pidato.
d.
Writing activities,seperti :menulis cerita
,karangan laporan ,angket dan menyalin
e.
Drawing activities, misalnya : menggambar ,membuat
grafik, peta dan diagram
f.
Motor activities ,termasuk di dalamnya antara lain
melakukan percobaan ,membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun
dan beternak
g.
Mental activities, sebagai contoh misalnya :
menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
h.
Emotional activities, misalnya : menaruh minat,
merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.
Semua kegiatan tersebut
merupakan aktifitas siswa. Siswa diharapkan dapat berperan aktif dalam mencari
sesuatu informasi guna menmecahkan suatu permasalahan. Banyak cara yang dapat
dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, dimana para peserta
didik dapat mengembangkan aktivitas dan kreatifitas belajar secara optimal,
sesuai dengan kemampuan. Agar siswa dapat terlibat aktif dalam proses
pembelajaran diperlukan adanya proses pembiasaan. Untuk memicu agar siswa aktif
maka perlu diperhatikan kecakapan dasar sebagai penunjang dalam belajar.
Beberapa kemampuan dasar menurut Suparno SJ dalam Syafaruddin (2005 : 214 )
antara lain :
- Kemampuan bertanya
- Kemampuan pemecahan masalah
- Kemampuan berkomunikasi
Aktifitas pembelajaran
bersama dapat membantu mendorong pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif
ditandai dengan berusaha mencari, menjelajahi sesuatu yang ada dalam
lingkungan, mengajukan pertanyaan, mencari informasi baru untuk memecahkan
masalah atau mencari cara kerja untuk melakukan pekerjaan atau tugas.
Student active learning
yaitu menjadikan siswa lebih aktif dengan berbagai kegiatan seperti berbuat,
bertindak, berkarya, bereksprimen dan berkarya. SAL tidak lain untuk pendekatan belajar mengajar yang
menuntut murid berbuat lebih aktif, tidak hanya dikenal dengan duduk, dengar,
catat dan hafal, hal tersebut dipandang memiliki banyak kelemahan, akan
ditinggalkan dalam rangka inovasi pendidikan.
Tujuan awal dari kegiatan
belajar aktif adalah untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam belajar. Tujuan
penting yang harus dicapai dalam actife learning adalah :
1.
Pembentukan
tim : Membantu siswa untuk lebih
mengenal satu sama lain dan menciptakan
semangat kerjasama dan interdependensi.
2.
Penilaian
sederhana : pelajarilah sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa.
3.
Keterlibatan
belajar langsung : menciptakan minat awal terhadap pelajaran. (Silberman. 2006
: 62)
Ke tiga tujuan di atas, akan
membantu untuk menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan siswa,
meningkatkan kemauan mereka untuk mengambil bagian dalam kegiatan belajar
aktif, serta menciptakan norma kelas yang positif. Agar belajar menjadi aktif,
siswa harus mengerjakan tugas dan belajar aktif, mengkaji gagasan, memecahkan
masalah dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit,
menyenangkan, bersemangat & penuh gairah. Siswa harus sering meninggalkan
tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about &
thinking aloud).
MAL “cara belajar siswa
aktif atau student actife learning” merupakan suatu proses kegiatan belajar
dimana subjek didik terlibat secara intelektual, emosional sehingga subjek.
Didik betul-betul berperan, mengalami dan berpartisipasi aktif dalam proses
belajar mengajar.
B.
Penerapan Pelaksanaan Metode Active Learning Dalam Proses Belajar
Tujuan pendidikan secara
esensial adalah untuk membentuk manusia
yang mampu berdiri sendiri disamping
berpatisipasi dalam pembangunan terhadap lingkungan, masyarakat dan bangsa.
Sedangkan pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar untuk memanusiakan manusia
menuju kedewasaan intelektual, emosional dan moral sesuai dengan kemampuannya.
Dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan mengambil bagian dalam
berbagai kegiatan yang bernilai sehingga membangkitkan motivasi, dengan
tidak menggunakan komunikasi satu arah
atau metode caramah, memberikan jalan dengan siswa bekerja sendiri, berusaha
mencari jawaban dan memecahkan masalah bersama-sama, sehingga lebih menantang
daripada memakai pola duduk, catat dan hafal yang memakai pola satu arah.
Dalam proses belajar
mengajar memiliki dua tahapan yakni, tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan
termasuk penilaian. Tahap perencanaan, proses belajar mengajar terwujud dalam
bentuk satuan pelajaran yang berisi rumusan tujuan pengajaran, bahkan
pelajaran, kegiatan belajar siswa, metode dan alat mengajar (media). Sedangkan tahap
pelaksanaan proses belajar mengajar
adalah interaksi antara guru dengan murid pada saat pelajaran berlangsung
sesuai dengan satuan pelajaran atau rencana pelajaran.
RPP (Rencana Pelaksanaan
Pelajaran) yaitu tertulis berbentuk
teori di praktekkan pada saat mengajar,
guru harus mendisain lingkunagn belajar atau suasana kelas dengan baik agar pelajaran mudah dipahami siswa.
Ciri-ciri proses belajar siswa secara active
learning, diantaranya :
·
Situasi
kelas menantang murid melakukan kegiatan belajar secara bebas terkendali
·
Guru
tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih
banyak memberi ransangan berfikir kepada murid untuk memecahkan masalah
·
Guru
menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi murid, bisa berbentuk sumber
tertulis, manusia / murid itu sendiri untuk memecahkan masalah
·
Kegiatan
belajar bervariasi tidak monoton
·
Hubungan
antara murid dan murid harus mencerminkan hubungan seperti orang tua dengan
anak bukan seperti pimpinan dengan bawahan, karena seorang guru sebagai
pendidik, pendorong semangat (motivator siswa), pembimbing siswa dalam proses
belajar mengajar
·
Situasi
dan kondisi kelas bervariasi, hidup, dan berubah-rubah sesuai kebutuhan
·
Siswa
mampu mengajukan pertanyaan kepada guru dan pada teman didalam kelas
·
Guru
senantiasa menghargai pendapat murid dan memberi pujian atau nilai plus setiap
jawaban dan pertanyaan yang diberikan (Silberman : 2006 : 52 )
Menurut Jhon Holt (1967)
dikutip oleh Silberman (2006 : 126)
bahwa proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan
hal-hal berikut :
1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata
sendiri
2. Memberikan contoh
3. Menganalisanya dalam bermacam-macam bentuk dan
situasi
4. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau situasi lain
5. Menggunakan dengan beragam cara
6. Memperdulikan sejumlah konsekuensi
7. Menyebutkan lawan atau kebalikannya
Untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan serta sikap secara aktif dalam belajar maka hendaklah
mencitakan iklim belajar sebagai berikut :
1. Belajar dengan kelas penuh.
Guru memimpin pelajaran yang merangsang seluruh isi kelas
2. Diskusi kelas
3. Kecepatan bertanya.Murid
memerlukan penjelasan
4. Belajar
bersama. Tugas-tugas yang dilakukan bersama dalam kelompok kecil pelajar
5. Teman sebagai pengajar.
Memimpin pengakjaran oleh murid
6. Belajar bebas
7. Belajar efektif
8. Pengembangan keterampilan.
Pembelajaran dan mempraktekan keterampilan baik
tekhnik maupun non tekhnik. Melvin l silberman (20006 : 13-14).
MAL cara belajar siswa aktif
ataupun student active learning “ merupakan emosional sehingga subjek
didik betul-betul berperan, mengalami
dan berperan aktif dalam PBM
Untuk melihat terwujudnya
cara belajar siswa aktif dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa
indikator, melalui indikator tersebut
dilihat tingkah laku mana yang muncul dalam proses mengajar berdasarkan apa
yang dirancang guru-guru indikator itu terdiri dari lima sudut yaitu :
1) Dari sudut murid dapat dilihat
a) Keinginan,keberanian
menampilkan minat, kebutuhan dari permasalahan
b) Keinginan, keberanian untuk
berpatisipasi dalam kegiatan, persiapan, proses dan kelanjutan belajar.
c) Penampilan berbagai usaha
atau kekreatifan belaajr dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar sampai mencapai keberhasilan
d) Kebebasan atau keleluasaan
melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru atau pihak lain atau kemandirian
belajar.
2) Dilihat dari sudut guru
a) Adanya usaha mendorong,
membina gairah belajar dan partisipasi murid secara aktif
b) Peranan guru tidak
mendominasi kegiatan proses belajar murid.
c) Guru memberi kesempatan
kepada murid untuk belajar menurut cara
dan keadaan masing-masing
d) Guru menggunakan berbagai
jenis metode mengajar serta pendekatan multi media yang dapat memberi
penyegaran fisik dan mental sehingga murid kembali bersemangat dan bergairah
dalam belajar dalam membawa berlibur ke
alam bebas atau ke tempat-tempat yang menyenangkan seperti perpustakaan ke tempat yang bersejarah dan
lain-lain untuk menyegarkan diri dengan melakukan hal yang memberi kesenangan
dan kesegaran baik jasmani dan rohani
3) Dilihat dari segi program
a) Tujuan intruksional serta
konsep maupun isi pelajaran itu sesuai dengan kebutuhan minat serta kemampuan
subjek didik
b) Program cukup jelas dapat
dimengerti siswa dan menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar
c) Bahan pelajaran mengandung
fakta atau informasi, konsep, prinsip dan keterampilan
4) Dilihat dari situasi
belajar
a) Iklim, hubungan intim dan
erat antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan guru, guru
dengan orang tua dan unsur pimpinan sekolah
b) Gairah serta kegembiraan belajar
sehingga siswa memiliki motivasi yang kuat mengembangkan kreativitasnya.
5) Dilihat dari sarana belajar
a) Dukungan dari berbagai
jenis media pengajaran misalnya buku paket, komputer, televisi, radio, koran
majalah dan lain-lain
b) Kegiatan siswa tidak
terbatas di dalam kelas saja tetapi juga diluar kelas seperti karyawisata, tour
dan lain-lain.
Untuk terciptanya proses
belajar mengajar yang baik dan bagus memang sangat diperlukan indikator-indikator
tersebut pendidikan kurang berjalan lancar dan tidak sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.
Bagus banget, manfaat nya banyak sekali
ReplyDeleteAlhamdulillah, tambah lagi ilmu dengan mengetahui active learning menurut Silberman, yang di kembangkan dari pernyataan Konfisius " bahwa yang saya dengar saya lupa, yang saya lihat saya ingat,yang saya kerjakan saya fahami" benar sekali bahwa mendengar saja tidak cukup dalam proses belajar namun harus di sertai dengan kegiatan melihat dan mengerjakan. Ini dapat membantu saya dalam proses belajar mengajar, Terima kasih 🙏
ReplyDelete